4 Cara Menjadi Kreatif dengan Banyak Membaca dan Latihan Menulis

Ada sebuah artikel menarik dari seorang yang dalam pekerjaan sehari-harinya ia harus bekerja secara logis, sebagai seorang engineer, tapi dengan aktif membaca, kini ia melatih untuk menjadi kreatif. Artikel ini ditulis oleh seorang Ashwin Hariharan di Medium dan blog pribadinya dengan judul The Journey Towards Creative Writing.

Apa saja isinya?

Ternyata apa yang ditulisnya secara esensi tidak jauh berbeda dengan apa yang pernah saya tulis di blog saya lainnya, iwanwahyudi.net, bahwa untuk menjadi kreatif caranya bisa dilakukan dengan banyak membaca dan menulis. Karena dengan banyaknya referensi yang telah dibaca, maka bahan bakar untuk menulis tidak akan habis.

Di dalam artikel tersebut juga ditekankan tentang pentingnya fokus dengan cara meninggalkan atau setidaknya mengurangi waktu kita untuk terus aktif di social media. Beberapa point yang ditulis Ashwin dalam artikel tersebut adalah sebagai berikut:

  • Banyak membaca d medium tentang tips-tips menulis yang telah diberikan oleh penulis professional.
  • Mempunyai note yang selalu dibawa kemana pun pergi. Baik itu dengan buku kecil atau aplikasi di handpone.
  • Anjuran untuk menulis 1 juta kata dalam 5 tahun. semua ini tentu akan sangat mungkin dilakukan jika kita memulainya secepat mungkin dengan rutin menulis setiap hari.
  • Membiasakan untuk menulis 1000 kata dalam sehari. Nah, pada point ini yang menjadi penekanan adalah bagaimana seseorang harus membiasakan diri menulis, tanpa harus mempedulikan apa yang dia tulis bagus atau tidak. Percayalah bahwa menulis adalah proses latihan yang panjang. Barang siapa yang terbiasa menulis, maka tulisannya akan semakin baik dengan sendirinya.

Ashwan bahwa memulai latihan menulisnya dengan sangat sungguh-sungguh, termasuk ia harus membatasi kebiasaannya untuk scrolling di akun sosmednya. Berikut “ritual” latihan menulis yang ia mulai:

  • Malam sebelum Hari Pertama – ia mengikuti saran dari sebuah artikel, bahwa untuk membuat perubahan yang diperlukan pada lingkungan, kita harus bisa mengurangi semua kegiatan yang akan mengganggu aktivitas menulis. Untuk ini dia keluar dari akun Facebook dan Twitter yang merupakan 2 sosial media yang biasanya dia intens disana. Bahakn ia senga untuk tidak menggunakan internet.
  • Hari Pertama – Hal pertama yang ia lakukan setelah bangun tidur adalah segera menuliskan apa pun yang terlintas dalam pikirannya di file sebuah. saya. Ia hanya menulis satu paragraf – mungkin sekitar 5 kalimat. Dan kemudian ia menjalani kegiatannya di hari itu. Saat ia kembali ke rumah, ia mulai lagi untuk membaca apa yang ingin ia baca di hari itu. Biasanya ia membaca medium.
  • Hari Kedua – Tulis paragraf lain lagi, sekitar 5 atau 6 baris. Namun yang satu ini membahas topik yang sama sekali berbeda dari sebelumnya. Jadi, ia pikir – biarkan untuk menyimpan poin-poin, minimal satu untuk setiap hari. Saya ingin mengetahui seberapa banyak hal baru yang dapat ia hasilkan dalam kegiatan menulis.
  • Hari Ketiga – Tulis satu sama lain, kali ini sekitar 15 baris. Dan ia pikir, bukankah menyenangkan jika suatu hari melihat kembali kemajuan yang yang telah ia buat, langsung dari beberapa paragraf pertama? Jadi ia berpikir untuk menggunakan kontrol dengan apa-apa yang sudah dibacanya dengan apa yang ia catat dan menuangkan dalam tulisan.

Ia terus mengulangi itu… ..selama dua minggu ke depan. Dan ia menikmati prosesnya… .baginya ini sangat luar biasa, karena ia mulai bisa untuk menulis sesuatu yang baru atau yang mungkin awalnya kurang tertarik pada hal itu.

Ia mulai tertarik dengan kutipan tentang Penciptaan / produktivitas / psikologi – Ketika ia melihat beberapa frasa yang menarik saat ia membaca, bahkan ia sengajat hanya menyalin dan menaruhnya (copas) ditulis yang sedang dibuat. Dengan latihan yang dilakukan ini setidaknya ia sudah mulai bisa:

Membuat pembuka Percakapan yang Menarik

Mudah mendapat Ide untuk menulis

Mudah mendapat kutipan dari Serial TV / Film

Dan akhirnya…. Ia menghasilkan sebuah artikel yang selanjutnya tercipta artikel-artikel lainnya.

Baginya yang seorang engineer untuk menjadi kreatif adalah sebuah pengalaman baru, karena dengan profesi yang banyak berhubungan dengan mesin ia lebih banyak menjadi orang yang logis. Tapi bagaimana pun ia harus mengakui bahwa berusaha untuk menjadi kreatif adalah sebuah usaha untuk menyegarkan diri dan pikirannya.

Jika seorang Ashwan yang setiap harinya berkutat dengan mesin masih ingin menjadi kreatif, bagaimana dengan kita yang notabene seorang penulis atau pendidik dalam terus menghidupkan kreativitas dalam diri kita?

 

Leave a Comment