Pengalaman saya menulis buku selama hamper 10 tahun, mempertemukan saya dengan banyak orang yang bisa dibilang tingkat kesuksesannya berbeda-beda. Ada yang tingkat local, nasional bahkan internasional. Tapi dari sekian banyak orang yang saya temui itu setidaknya ada persamaan dalam alasan mengapa mereka harus menulis buku.
Biasanya bagi orang yang mash aktif bekerja mereka menulis buku untuk menjelaskan ide, pikiran dan gagasannya kepada public. Tapi bagi mereka yang suda hmendekati masa purna jabatan, mereka biasanya menulis buku untuk menjelaskan apa-apa yang telah dilakukannya selama ini, yang mungkin karena kesibukannya, mereka tidak punya cukup waktu untuk menjelaskannya pada public.
Manakah yang lebih baik?
Semuanya baik, karena yang tidak baik adalah mereka yang tidak menulis buku sama sekali selama hidupnya. Mengapa tidak menulis buku itu salah? Karena kemungkinan besar orang yang tidak menulis buku, maka ia akan malas untuk membaca buku. Karena biasanya alurnya seperti ini;
- Suka membaca
- Suka mencatat
- Ada ide dan gagasan baru atau berupa pengalaman yang telah dirangkum
- Menulis buku untuk menuangkan ide, gagasan dan pengalaman hidup.
Sebenarnya alurnya sangat sederhana seperti diatas. Tapi memang untuk melakukannya bukan hal yang mudah. Karena untuk meluangkan waktu membaca saja sangat susah, bagaimana jika juga harus mencatatnya dan menjadikannya sebuah buku?
Mengapa harus menulis buku?
Pertanyaan yang memang harus ditanyakan di era internet seperti sekarang ini. Terlebih lagi bagi kita yang dalam keseharian sudah terbiasa mencari semua jawaban dari search engine. Tapi yang perlu diketahui adalah, jawaban yang kita dapatkan di search engine ini dari blog-blog atau web yang memang menyasar kata kunci sebagaimana yang kita cari. Nah, tidak sedikit dari blog / web yang tujuannya hanya ingin muncul, tanpa memperdulikan kualitas tulisan (dari segi isi dan referensinya). Itulah mengapa hingga saat ini buku tetap menjadi referensi yang kuat dibanding kebanyakan yang ada di search engine.
Menulis buku juga merupakan sarana untuk menumbangkan khazanah keilmuan bagi sesame, terutama yang berminat pada bidang yang kita geluti. Misalnya, bisa dibayangkan bagaimana senangnya seorang mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi, jika mereka menemukan sebuah buku bagaimana cara, tips dan motivasi untuk bisa menyelesaikan skripsi dengan cepat dengan sumber referensi yang akurat. Hal ini juga berlaku bagi para saudara kita yang mungkin sedang dalam usaha mencari kerja, lalu mereka menemukan sebuah buku bagaimana tips, panduan dan tahapan cara melamar kerja yang baik, sehingga mereka bisa diterima kerja di tempat idamannya.
Tapi kapan kita tahu bahwa buku yang kita tulis akan bermanfaat, jika kita hingga saat ini belum pernah menulisnya. Maka saran saya, apa saja yang Anda kuasai, suka dan passion Anda ada disana tuliskan saja. Jangan pernah berpikir:
- Apakah buku ini bermanfaat?
- Apakah buku ini ada peminatnya?
- Bagaimana nanti cara menjualnya?
Karena saya yakin, apa yang Anda minati pasti ada juga banyak orang yang meminatinya. Bisa jadi buku yang Anda tulis akan menjadi buku pertama yang belum pernah ada yang menulis sebelumnya. Sebagaimana pepatah Arab,
“Keutamaan bagi yang memulai (pioneer), meski yang melanjutkannya lebih baik.”
Ya, benar. Anda yang menuliskan tentang berkebun secara hidropinik, misalnya, akan lebih dikenal orang, meski penulis-penulis setelah Anda menyajikannya dengan lebih baik.
Jadi, kapan Anda akan mulai menulis buku?
Saran saya secepatnya. Jangan ditunda-tunda lagi. Selama Anda bisa menilai bahwa sesuatu banyak yang berminat padanya, berarti insting Anda untuk menyajikannya dalam bentuk tulisan masih ada.
Bagaimana cara latihan untuk menulis buku?
Tentu dengan menulis dalam porsi yang lebih pendek terlebih dahulu. Misalnya dengan menulis artikel. Itupun untuk jumlah katanya bisa ditingkatkan mulai awalnya 300, 500 hingga 1000 kata.
Jika Anda sudah terbiasa menulis beberapa artikel yang saling terkait, maka itu adalah tahapan selanjutnya bagi Anda selanjutnya bisa menulis buku. Karena logikanya, satu buku ada beberapa bab, dan satu bab terdiri dari beberapa judul. Nah, kita bisa menyamakan 1 judul tulisan ini menjadi 1 artikel.
Darimana referensi bisa didapatkan?
Banyak buku referensi bacaan bagaimana cara menulis buku. Saat ini saya baru dalam proses menyelesaikan panduan menulis buku biografi. Selanjutnya saya juga akan menulis buku tentang bagaimana latihan menulis; mulai artikel hingga buku. Tentu tujuannya supaya Anda terbiasa menulis di blog hingga buku pribadi Anda.
Saya sarankan bagi Anda dengan profesi apa saja, penting bagi Anda untuk memiliki minimal 1 buku dan 1 blog yang akan berfungsi banyak untuk menampung semua yang pernah Anda jalani dalam hidup; CV, portofolio, kisah perjalanan hidup (pengalaman) yang satu orang dengan yang lainnya pasti berbeda dan mempunyai keunikan.
Bagi Anda yang ingin mendapatkan pengetahuan tentang dunia penulisan artikel dan buku, bisa berkunjung ke blog kami, IwanWahyudi.net. Saya juga menyediakan penjelasannya dalam bentuk video di beberapa postingan, yang terhubung dengan chanel youtube saya dengan nama yang sama, Iwan Wahyudi Net. Semoga sedikit sharing ini bermanfaat.
Yuk, biasakan menulis mulai saat ini !