Kemampuan Otak Mengolah Pikiran. Review Buku Livewired karya David Eagleman

PenulisKreatif.com – Kemampuan Otak Mengolah Pikiran. Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang paling spesial. Manusia dikaruniai otak yang digunakannya untuk berfikir, mengingat, dan sebagai pusat pengendali aktivitas. Sehingga, cara kerja otak menjadi lebih kompleks dan belum ada satu teknologi manapun yang bisa menyaingi organ ciptaan Tuhan ini.

Livewired merupakan salah satu buku yang berisikan tentang kemampuan otak dalam mengolah pemikiran. Otak berkemampuan menyerap informasi baru disekelilingmu. Sehingga, kemampuan otak yang menakjubkan ini akan meningkatkan kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Buku ini diperuntukkan bagi kamu penggemar sains, terutama di bidang biologi dan anatomi manusia. Selain itu juga cocok dibaca bagi kamu yang ingin menambah wawasan baru seputar otak manusia.

7 Kemampuan Otak Mengolah Pikiran menurut David Eagleman

  1. Kemudahan otak beradaptasi sesuai kondisi manusia

Ada sebuah kisah dari seorang bocah berusia 3 tahun. Bocah tersebut bernama Matthew, yang pertama kali mengalami kejang pada usia tersebut. Sayangnya, penanganan tidak langsung membuat Matthew berkali-kali keluar masuk rumah sakit di usianya yang ke 6 tahun.

Adanya perilaku yang berbeda dengan anak seusianya, membuat dokter memutuskan untuk memotong sebagian dari otaknya demi kesehatannya. Benar saja, pasca operasi pemotongan otak, Matthew kembali hidup normal.

Walaupun hidupnya bisa kembali normal, Matthew mengalami gangguan pada fisiknya, yaitu pada anggota gerak bagian kanan dan sedikit pincang. Meskipun sebagian dari otak Matthew telah hilang, otak yang masih ada di dalam dirinya mampu beradaptasi menyesuaikan keadaan dan mampu memberikan perintah bagi anggota geraknya di bagian kanan.

Dari kisah Matthew tersebut, kita dapat mengetahui salah satu kelebihan otak manusia. Kelebihan tersebut adalah kemudahan otak dalam beradaptasi dengan kondisi pemiliknya dan mereka tak pernah berhenti memperbarui diri.

Otak tersusun atas 86 miliar neuron dan ratusan triliun koneksi antarsatu dengan lainnya. Otak mengalami interaksi satu sama lain, saling berkomunikasi, dan saling menyesuaikan diri.Otak mampu menyesuaikan dan berinteraksi dengan adanya sinyal yang mengalir secara terus-menerus.

Sinyal-sinyal tersebut berasal dari pembelajaran dalam kehidupan. Adanya pengalaman dan interaksi yang membantu pembentukan koneksi di dalam otak manusia. Misalnya saja pola pikir setiap manusia berbeda, tergantung dengan seberapa banyak dia belajar dan mengenal dunia. Otak manusia mampu berubah pada saat dia belajar hal baru, terlebih saat kita muda.

Otak juga menyesuaikan diri dengan baik saat kita mengenal tubuh kita. Di dalam otak terdapat bagian yang disebut dengan korteks somatosensori yang mengandung homunculus. Homunculus ini berisikan peta neurologis pada tubuh kita yang membuat otak mampu bekerja sesuai bagian tubuh tertentu, misalnya bagian mata atau tangan.

Akan tetapi, tidak semua manusia mempunyai kondisi sama. Misalnya orang yang tunanetra, tidak mempunyai kemampuan dan respon khusus pada matanya.

Pada seorang tunanetra, bagian otak yang seharusnya mengatur untuk mata dialihfungsikan pada organ lain, misalnya telinga. Indra pendengaran akan menjadi salah satu penopang kehidupan mereka dalam mengenal dunia. Maka tak jarang, seorang tunanetra memiliki pendengaran yang sangat baik.

Seperti Stevie Wonder dan Andrea Bocelli. Walaupun kedua orang tersebut tunanetra, mereka mampu mengembangkan dan melatih indra pendengaran mereka sehingga mampu terampil di dunia musik.

  1. Otak mampu menerima segala bentuk rangsangan sensoris

Salah satu dokter ternama, Paul Bach-y-Rita, dianggap mengalami gangguan mental pada tahun 1960. Dokter tersebut terobsesi terhadap penelitian otak manusia penyandang tunanetra. Tujuan penelitiannya yaitu mendeteksi kemampuan sensorik manusia tunanetra dengan menggunakan gerakan mekanik.

Percobaan tersebut diawali dengan seorang pria tunanetra yang didudukkan pada sebuah kursi yang telah diberi 400 teflon tips pada bagian muka kursi. Sebuah kamera diletakkan di atas kepala pria tersebut dan objek-objek dilewatkan di depan pria tersebut.

Kamera menangkap objek yang lewat dan mengubahnya menjadi sinyal mekanis. Ketika ada objek yang lewat, tips di belakang punggung pria akan menusuk-nusuk (memberi rangsangan) pada punggung pria sesuai jenis objeknya.

Setelah beberapa hari berjalan, percobaan tersebut mulai berhasil. Pria tunanetra itu perlahan mulai mengerti pola yang dia rasakan di punggungnya. Hal ini membuat pria tersebut mampu mengenali jenis objek apa yang dilewatkan di hadapannya.

Ada pula alat bantu yang bisa digunakan seperti kacamata sonic dan implant koklea. Kacamata sonic bisa membantu orang yang menderita tunanetra untuk menempatkan diri di lingkungannya.

Sedangkan implan koklea yang diletakkan pada telinga bagian dalam akan membantu dalam meneruskan informasi rangsangan menuju ke otak. Awal pemasangan implant koklea memang menyakitkan, karena timbul dengungan yang berisik di dalam telinga. Akan tetapi, manusia akan beradaptasi dengan cepat akan hal itu.

Selain itu, ada inovasi unik yang diciptakan oleh ilmuwan asal Prancis. Ilmuwan tersebut mengembangkan teknologi helm yang memungkinkan kamu untuk melihat 360° lingkungan di sekelilingmu. Unik bukan?

Manusia dapat mencoba menambah rangsangan sensoris yang dapat dirasakan oleh tubuhnya. Seperti kisah dari seorang pria yang bernama Todd Huffman yang menanamkan magnet di seluruh jarinya.

Tujuannya adalah agar Todd mampu merasakan keberadaan setiap benda berdasarkan frekuensi getarannya terhadap medan magnet. Setiap benda memiliki frekuensi getaran yang berbeda-beda, sehingga Todd mampu mengenali setiap benda, hingga pada tekstur dan warnanya.

Dengan ketidakterbatasan ini, kamu juga dapat menggunakan pola getaran ini untuk memahami informasi di dalam internet, merasakan gairah di twitter dan stok saham yang naik turun, bahkan denyut nadi pasanganmu meskipun kalian sedang tidak bersama.

  1. Otak mampu mengendalikan bagian tubuh yang telah terhubung dengannya, sekalipun itu adalah organ palsu

Seorang pemanah tanpa lengan, Matt Stutzman, berhasil mencetak rekor menjadi seorang pemanah terjauh dengan tembakan paling akurat. Siapa sangka seorang tanpa lengan mampu memanah? Matt menggunakan kaki, jari-jarinya, dan bantuan tali saat melakukan panahan.

Otak manusia senantiasa bekerja tiap detik, menit, dan jam. Dia selalu menafsirkan dan memberikan respon pada rangsangan indra yang diperolehnya dari luar. Senantiasa diajak untuk belajar dan mengasah keterampilan secara terus-menerus.

Semua hal tersebut dimulai pada saat manusia masih bayi salah satunya ketika dia belajar berbicara. Bayi akan mengoceh terus-menerus untuk menarik perhatian orang-orang yang ada di sekelilingnya. Hal ini membuat sang bayi menerima respon dari sekelilingnya yang tidak mampu ditafsirkan. Kemudian bayi akan menerima reaksi tersebut dan berusaha menirukan suaranya, agar dapat dipahami oleh orang di sekelilingnya.

Hal tersebut adalah pembelajaran dasar yang dialami setiap manusia. Keterampilan otak mutlak diperlukan dalam mempelajarinya.

Kabar baiknya, ilmuwan telah berhasil mengembangkan anggota gerak palsu yang mampu dikendalikan langsung oleh otak.

Seperti yang kita tahu sebelumnya, bahwa anggota gerak palsu yang menjadi alat bantu seseorang yang mengalami disabilitas, tidak mampu dikendalikan oleh otak.

Percobaan dilakukan dengan monyet sebagai hewan coba di Universitas Duke, California Utara. Monyet diletakkan di atas treadmill. Kemudian sinyal otak monyet diambil dan dikirimkan secara nirkabel ke sebuah robot di Jepang.

Robot itu mampu bergerak sama dengan monyet. Walaupun mereka berada di belahan bumi yang berbeda dan saling berjauhan. Saat monyet berhenti berjalan, namun otaknya menginginkan tetap berjalan, robot di Jepang akan tetap berjalan.

Membayangkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak ada habisnya. Bayangkan saja, jika ada salah satu anggota tubuh berhenti bekerja, hal ini tidak akan pernah menjadi suatu masalah lagi.

Review Buku Livewired karya David Eagleman

  1. Otak bekerja sesuai apa yang dianggapnya penting

Di sub bab sebelumnya, kamu sudah tahu bahwa otak mampu beradaptasi, bahkan jika pemiliknya mengalami kekurangan secara fisik. Di sub bab ini, kamu akan diajak untuk mengetahui alasan bagaimana otak mampu melakukan semua hal tersebut.

Itzhak Perlman, seorang pemain biola yang sangat hebat dan terkenal akan kesuksesannya. Dia memperolehnya berkat latihan terus-menerus yang dilakukannya. Latihan tersebut mengembangkan keterampilan dan kemampuan otaknya.

Namun, keterampilan seperti ini tidak hanya tentang latihan, tetapi motivasi juga diperlukan. Karena jika tidak ada motivasi di dalam diri, otak akan menganggap hal tersebut tidak penting untuk dilakukan.

Contohnya Serena dan Venus William, seorang petenis handal. Mereka memiliki saudara bernama Fred. Fred bukanlah seorang yang malas maupun tidak kompeten. Dia memiliki kesempatan yang sama seperti saudaranya yang lain.

Namun, Fred tidak menganggap tenis adalah sesuatu yang disukainya ataupun yang menguntungkan untuknya. Sehingga, walaupun dia melakukannya dengan sering, itu tidak akan memberikannya kemajuan yang signifikan karena tidak ada motivasi dan keinginan dari dalam diri.

Contoh lain datang dari Hayato dan William. Keduanya lahir bersamaan tanpa perbedaan. Hayato lahir di Jepang dan William lahir di Amerika. Keduanya hanya tumbuh di lingkungan bahasa yang berbeda sehari-harinya.

Saat dewasa, William mendengar huruf R dan huruf L adalah sesuatu yang berbeda. Namun Hayato, menganggap huruf R dan L adalah sama dalam penyebutannya dalam bahasa Jepang. Jadi, meskipun dia mendengar orang lain menyebutkan huruf R dan L  dengan berbeda, otaknya tidak akan memproses informasi tersebut. Karena, Hayato terbiasa menganggap R dan L sama, serta tidak menganggap itu adalah sesuatu yang penting untuk dipikirkan.

Otak memang sangat fleksibel, namun adanya unsur “penting dan tidak penting” dalam otak ini, akan mempengaruhi kinerjanya dalam melakukan sesuatu.

Misalnya, secara teori, semua orang mampu melakukan aktivitas ekolokasi, yaitu suatu pemetaan ruangan berdasarkan frekuensi suara. Namun, hanya seorang tunanetra yang akan benar-benar melakukannya karena dia membutuhkannya.

Sama halnya dengan semua anjing bisa berjalan dengan 2 kaki. Namun, hanya anjing yang memiliki 2 kaki sajalah yang akan melakukannya.

Otak bekerja demikian karena adanya asetilkolin. Materi kimia ini akan berfungsi untuk mengatur kinerja otak dalam melakukan aktivitas, namun asetilkolin hanya akan bekerja apabila ada rangsangan berupa motivasi dan gairah yang tinggi pada diri kita.

Maka, seperti cerita Fred di atas, seberapa seringpun dia melakukan tenis, jika dirinya tidak termotivasi dan menganggap itu hal penting, maka tidak akan pernah ada progres.

 

  1. Otak mampu memberikan respon secara cepat terhadap suatu kebiasaan atau informasi stabil

Semua bisa karena terbiasa. Begitu pula otak manusia. Otak manusia apabila diasah secara terus-menerus akan terbiasa memberikan suatu respon, sehingga kita tidak perlu berfikir terlalu lama untuk hal serupa. Bahkan mengabaikannya.

Misalnya saja pada saat kamu melihat air terjun di salah satu ekowisata. Kemudian kamu mengalihkan pandanganmu ke arah lain dan melihat batu yang tersebar di sekeliling air terjun. Kamu akan melihat bahwa seolah-olah batu tersebut bergerak ke atas melawan gaya gravitasi.

Hal ini merupakan salah satu tipuan mata hasil respon dari otak. Hal yang sama terjadi ketika kamu memeriksakan mata ke ahli kacamata. Orang tersebut akan menyinari mata kamu dengan cahaya. Tetapi disaat tertentu, kamu akan merasakan kegelapan sementara di pandanganmu.

Hal ini terjadi karena berkas cahaya yang kamu lihat mempunyai intensitas penyinaran yang tinggi. Sehingga kamu akan menjadi seperti reptil yang tidak mampu melihat sekelilingnya.

Hal ini akan membuat reptil menghabiskan sedikit energinya untuk mengelola informasi visual obyeknya di dalam otak. Lalu memanfaatkan indra lainnya untuk mendeteksi dan mengenali lingkungannya.

Otak sebenarnya juga mampu mengabaikan suatu informasi karena adanya sebuah kebiasaan. Kecanduan narkoba misalnya. Respon kecanduan tersebut datang tanpa diundang dan harus dipenuhi. Karena jika tidak, penggunanya akan merasakan efek sampingnya.

 

  1. Kemampuan otak berkurang seiring bertambahnya usia

Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, akan membuat kemampuan metabolismenya menurun, tak terkecuali otak. Kemampuan otak dalam menerima hal baru dan menyimpannya di dalam memori jangka panjangnya akan berkurang.

Hal inilah yang menyebabkan adanya istilah “masa anak-anak adalah masa keemasan”. Istilah ini tidak lepas dari tumbuh kembang anak yang pesat, baik fisik maupun psikologisnya. Hal tersebut juga yang membuat otak anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal.

Contohnya saja artis Hollywod yang bernama Mila Kunis dan Arnold Schwarzenegger. Kedua artis Hollywood tersebut berasal dari kebangsaan yang berbeda. Arnold Schwarzenegger berasal dari Austria dan ia tidak begitu mahir berbicara dengan menggunakan Bahasa Inggris hingga usianya menginjak 20 tahun.

Lain halnya dengan Kunis, yang berkebangsaan Ukraina. Dia pindah ke AS pada usia 7 tahun yang membuatnya aktif berbicara dengan Bahasa Inggris.

Jika kita bandingkan keduanya, Kunis mempunyai penguasaan Bahasa Inggris yang baik, karena dia telah menggunakan bahasa tersebut semenjak dia kecil. Sebaliknya, Arnold Schwarzenegger yang lahir di lingkungan yang tidak membiasakannya berbahasa asing, mendasari logat Bahasa Inggris Arnold Schwarzenegger masih beraksen Austria.

Dari contoh dia atas kamu bisa tahu bahwa daya tangkap seorang anak dan orang yang telah menginjak usia remaja hingga dewasa akan berbeda. Kecepatan otak dalam menyerap materi pun akan berkurang.

Tapi kamu jangan khawatir. Di sub bab lalu, kamu sudah membaca bahwa otak manusia mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya walaupun di usia tua. Ada contoh dari sebuah penelitian yang melibatkan para biarawati.

Studi tersebut melibatkan para biarawati yang telah setuju untuk menyumbangkan otak mereka demi kepentingan penelitian saat mereka wafat. Otak mereka dibawa ke sebuah laboratorium dan hasilnya mengejutkan. Terdapat sepertiga biarawati yang menunjukkan tanda-tanda penyakit alzheimer pada otak mereka. Akan tetapi, mereka tidak menunjukkan gejala apapun saat masih hidup.

Hal ini terjadi karena para biarawati di kehidupan tuanya, tetap menggunakan otak mereka secara aktif untuk kegiatan-kegiatan keagamaan. Sedangkan, pada orang tua secara umum, itu tidak terjadi. Maka kabar baiknya, otak akan tetap mampu beradaptasi dan berkembang pada orang tua yang tetap aktif menggunakannya.             ‌

 

  1. Ingatan lawas akan lebih tersimpan lama di otak dibanding kejadian baru

Tidak mengherankan memang bahwa saat muda, otak kita lebih mudah menyerap apapun dibandingkan saat tua. Ingatan diawal kehidupan akan memberikan sumbangsih yang nyata dan sulit untuk dilupakan.

Memori yang ada di dalam otak manusia bersifat komplek, yang berarti tidak semua peristiwa mampu kita ingat dengan baik. Mungkin kita akan lebih mengingat peristiwa-peristiwa yang membuat kita benar-benar bahagia maupun sebaliknya.

Memori atau ingatan manusia sebenarnya terdistribusi ke seluruh bagian otak, bukan hanya di satu bagian saja. Seperti halnya server pusat komputer yang bisa mendistribusikan file bukan hanya di satu komputer anggota, akan tetapi ke seluruh komputer anggota yang lainnya.

Hal ini disebabkan adanya sinapsis. Sinapsis adalah jembatan penghubung antar syaraf. Sehingga apabila terdapat rangsangan, maka syaraf satu akan menyampaikan informasi tersebut ke syaraf lainnya hingga sampai ke otak. Sinapsis sendiri bersifat mudah untuk diamati dan dipelajari oleh para ilmwuan.

Selanjutnya, apabila ada neuron atau syaraf baru yang muncul di sistem syaraf manusia, maka dia akan memainkan peranan barunya. Peranan tersebut bisa memudahkan seseorang dalam mengingat dan memberikan respon yang lebih cepat.

Otak manusia memang sangat kompleks, hingga belum semua fakta terungkap tentang organ ajaib ciptaan Tuhan ini. Meskipun manusia berusaha membuat peniru yang berupa robot. Robot sendiri telah diatur sedemikian rupa hingga dia mampu menyerupai manusia. Robot diberikan pengaturan memori ingatan yang membuatnya mampu beraktivitas layaknya manusia.

Teknologi modern dimasa depan, seperti halnya robot, akan menjadi salah satu inovasi yang sangat berguna bagi kemajuan industri ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga banyak kemungkinan yang akan terjadi di masa depan, misalnya adanya kemungkinan bangunan yang bisa berdiri sendiri tanpa dibangun oleh pelaku konstruksi bangunan.

 

Kesimpulan:

Sejatinya otak manusia telah di desain sedemikian rupa hingga mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Otak sebagai pusat pengendali kehidupan manusia mampu mengatur dirinya sendiri, ketika merasa tubuh pemiliknya mengalami suatu perubahan.

Kemampuan otak manusia akan menurun seiring dengan bertambahnya usia, akan tetapi keaktifan pada usia senja dapat mempertahankan kemampuan otak dalam beradaptasi.

Apa yang bisa kamu lakukan?

Kamu sekarang sudah tahu tetang keajaiban otak dan penurunan fungsi otak di usia tua. Maka kamu bisa menerapkan beberapa prinsip untuk menjaga kesehatan otakmu, antara lain :

  • Bentuk pola pikir yang aktif agar menjaga otakmu untuk selalu bekerja.
  • Latihan fisik untuk membantu perkembangan sel otak yang baru.
  • Konsumsi makanan yang sehat dan baik seperti sayuran dan buah-buahan.
  • Konsumsi asam lemak omega-3 yang sangat baik bagi perkembangan otak, terutama pada anak-anak.
  • Mendengarkan musik dan bersosialisasi untuk mencegah terjadinya stress.

 

BERGABUNG BERSAMA KAMI
I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )
Bergabunglah dengan lebih dari 3.000 orang yang telah menerima email rutin dari kami, dan pelajari cara menulis kreatif di sosial media, artikel blog dan buku. Siapa tahu ini bisa menjadi sumber penghasilan sampingan bahkan utama Anda !
Email Anda aman bersama kami

Leave a Comment